Tuesday, March 27, 2007

Kobe Mosaic Garden

Kebetulan minggu kemarin ada undangan buat ayah sebagai ketua PPI Kansai yaitu acara ramah tamah dengan Pak Dubes di wisma KJRI Kobe. Ayah ngajak family ikut juga, mumpung hari libur n emang jatahnya ayah bersama keluarga....
Pulang acara masih sore sekitar jam 3-an kayaknya sayang kalo melewatkan kota kobe tanpa pergi jalan-jalan dulu. Anak-anak ditanya seeech jawabnya pengen ke tempat Gempa ( Jishin Memorial Park)Kobe tapi berhubung kita nggak prepared sama map-nya jadinya malah nyasar ke KOBE MOSAIC GARDEN. Wiss..gak pa2...justru tempat ini kayaknya cocok buat mereka..soale banyak permainan anaknya kek di Dufan. Trus di situ juga deket kawasan KOBE Harborland yang mo cari apaan juga kayaknya ada , dari makanan, pakaian, cafe, cinema, pokoknya tempat shopping lengkap dech.
Kalo ditanya suasananya nyaman banget....jauh dari bayangan kita sebagai kota yang pernah kena Gempa besar dulu (menelan korban ampe 36 ribu orang) ...Sebenarnya tempat rekreasi di Indonesia gak kalah, baik pantai, atopun wahana yang ada cuma yang bikin kita betah adalah semua kayaknya tertata rapi n bersih.

Nyampe sana lihat buanyaaak mainan, Nurfa Nadya girangnya bukan main.....semua wahana ditunjuk, dari main kereta api, perahu, komedi putar,bianglala (epi kanrasha) dll....Bayar tiketnya berada di kisaran 200 - 600 Yen /wahana/orang. Saking hebohnya ngikutin maunya kurcacai-kurcaci cilik, ayahnya yang pengen menikmati pantai n naik 'kapal pesiar kecil' nyebrang pulau ampe gak sempet deeech. Disana kita beres main sampe jam 6.30 malem trus jalan ke The New Otani Kobe Harbourland sekalian pulang ke JR Eki n cari makan soalnya cacing-cacing diperut ayah naga-naganya dah mulai bernyanyi nyanyi. Ayah pilih makanan jepang sama anak-anak, bunda sih gak terlalu selera....cuma icip-icip satu piring. hahaha.....
Nyampe Rumah jam 10 malem, setelah perjalanan 1.5 jam naik kereta JR line kita sampe di Apato n anak-anak langsung KO kecapean..... Oyasuminasai......have a nice dream.....

Tuesday, March 6, 2007

Doaku Semoga Kalian Selamat

Ini Tulisan Ayah yang dimuat di milis Resonansi. Kisahnya mengharu biru....Moga bisa diambil sebagai pelajaran ......

Do'aku Semoga Kalian Selamat...

Pada tahun 1997 an saya bekerja pada Perusahan Jepang di wilayah Cilegon.Suatu malam kira-kira jam 9-an sehabis makan malam, saya bersama seorang rekan kerja pulang naik angkot ke arah Merak untuk kembali ke Mess Perusahaan tempat kami tinggal. Di depan persimpangan Polres Cilegon, angkot yang kami tumpangi di stop oleh seorang Bapak yang sedang menggendong anak umur 2 tahunan sambil menuntun 2 orang anak lainnya kira-kira usia 5 dan 7 tahun semuanya anak perempuan. Penampilan semuanya sangat lusuh, anak terkecil tidak pakai sandal sedang yang lainnya pakai sandal jepit yang sudah kotor.
Ketika angkot berhenti Bapak tsb tidak langsung naik tetapi melongok kesopir sambil memperlihatkan berapa jumlah uang yang dia miliki, saya yang duduk dibelakang sopir melihat kejadian itu walaupun tidak tahu pasti berapa banyak uang recehan 100 rupiahan yang dia tunjukkan ke sopir, perkiraan saya sekitar Rp 600, padahal normalnya satu orang harus bayarminimal Rp 1000. Bapak tsb minta izin ke sopir untuk naik angkot walaupun dengan ongkos seadanya.
Melihat uang kurang, sopir tidak memperkenankan Bapak itu naik dan hendak maju lagi, saya terperanjat dan berteriak Stop-stop... langsung bilang sama sopir, tolong Bapak dan anaknya dibawa, biar saya yang bayar ongkosnya. Sambil masuk mobil, Bapak tadi mengucapkan terimakasih, lalu duduk di dekat pintu sambil menggendong 2 anak karena yang satunya saya gendong, selanjutnya dia hanya tertunduk mungkin malu sama penumpang lain yang kebetulan memang angkot sudah terisi penuh.
Menyaksikan semua itu saya bergetar, dan naluri saya berkata orang ini pasti sedang membutuhkan pertolongan. Dalam perjalanan saya coba tanya dengan nada simpati, malam-malam begini Bapak mau pergi kemana? Dia jawab: Saya mau pergi ke Pasar merak. Kok malam-malam, emang Bapak mau belanja apa? Jawabnya :Bukan, saya mau cari truk sayur, rencananya saya ingin menumpang truk untuk pulang kampung ke Sukabumi. Mendengar jawaban itu saya tersedak, hati bergetar, air mata saya bercucuran, bukan hanya karena saya keturunan dari Sukabumi tapi bagaimana membayangkan kalau itu anak balita saya yang harus naik truk dari Merak ke Sukabumi, malam-malam lagi.
Selanjutnya saya bertaruh pasti keluarga ini belum makan... dan ternyata betul.... Ya Allah, tak mungkin saya membiarkan keluarga ini dengan perut kosong naik truk pulang ke Sukabumi sementara saya tidur dengan perut kekenyangan.Singkat cerita saya ajak keluarga Bapak itu ke tempat saya, lalu saya hidangkan makanan yang saya miliki agar dia bisa makan, saya berikan obat-obatan ringan dan bekal biskuit serta mie instan. Selanjutnya saya antar dia naik angkot ke Merak dan tak lupa dititipi uang untuk beli tiket bis lebih dari cukup. Anehnya, sekembali saya ngantar keluarga Bapak itu, rekan kerja saya yang sejak awal menemani saya berkata, kamu sebaiknya hati-hati nemuin orang seperti itu, jangan terlalu baik, siapa tahu dia itu seorang penipu, pura-pura nggak punya uang dan memanfaatkan anak kecil untuk menarik ibaorang lain. Saya jawab dengan mantap, kalau pun dia itu menipu saya, saya ikhlas... uang atau barang yang saya kasihkan tidak seberapa, lebih baik ditipu daripada harus membiarkan orang kelaparan di depan saya tanpaberbuat apapun... kita kembalikan saja kepada Allah SWT. Saya tidak menyalahkan sikap kawan saya yang acuh tak acuh terhadap penderitaan orang, tapi kebanyakkan para penipu masuk lewat cara seperti itu.
Terakhir, saya ingin mengucapkan terimakasih buat doa Bapak sekeluarga yang mungkin selama perjalanan pulang ke Sukabumi mendoakan kebaikan untuk saya. Sekarang saya dan anak istri tinggal di Jepang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah sampai Doktor. Smoga Bapak sekeluarga sampai Sukabumi dengan selamat...Pesan saya buat semua orang... selalu berbuat baik... karena Allah SWT MahaKaya, Dia akan memberikan kebaikan dari arah yang tidak kita duga.

Sumber: Do'aku Smoga Kalian Selamat...oleh Lisman Suryanegara dimuat di milis resonansi (resonansi@yahoogroups.com), 20 Februari 2007