Nurfa Shogakko (SD)
Setelah acara selesai anak-anak ichi nensei (kelas satu) melakukan foto bersama dengan sensei dan encho sensei-nya. Anak-anak lalu masuk kelas untuk perkenalan dengan sensei yang berjumlah 3 orang dan dikasih paket buku dari sekolah....jadi bunda gak usah pusing harus beli buku apa, enak khan?? . Gak ada cerita harus beli buku di toko, penerbitnya anu.....hehehe. Ini salah satu enaknya pendidikan di jepang....
Kemudahan ketiga, anak-anak dapet makan siang dari sekolah tentunya dengan menu yang cukup bergizi. Ini salah satu usaha pemerintah untuk mencegah anak yang sedang tumbuh kekurangan gizi /malnutrisi. Menunya empat sehat lima sempurna, ada laukpauk, sayur, desert dan susu. Kata Nurfa, Oishii terus makanan di sekolah...hehehe....Sangat membantu bunda yang tiap hari kerja dan gak sempet nyiapin makan siang buat Nurfa. Tinggal bilang sama sensei jenis makanan yang tidak boleh dimakan Nurfa aja, misal butaniku, mirin, bekong dan lain-lain. Acara makan merupakan acara yang menyenangkan buat Nurfa, karena anak-anak akan digilir untuk menyiapkan makanan buat temen-temennya lengkap dengan kostum putih seperti koki.
Semuanya berproses, tugas sekolah yang akan mengajarkan ... dan belum ada data yang menunjukkan bahwa anak-anak jepang bodoh atau ketinggalan gara-gara pas penerimaan murid gak ada test baca tulis...hehehe. Buktinya yang bikin bunda heran, setelah satu bulan shogakko nurfa sudah bisa baca buku bertuliskan hiragana....bikin bunda terbengong-bengong. Kok teteh Nurfa shugoi sih.....kalah deh bunda.
Kemudian di sekolah juga bakat anak mulai diasah, anak disuruh untuk memilih kegiatan extra kurikuler yang terprogram, dari tenis meja, sepak bola, berenang, sepeda, atau musik. Pantesan aja atlet-atlet jepang pada dapet medali terus kalo ada event2 olahraga internasional. Karena sistem pengkader-annya yang cukup bagus.
Dua minggu pertama masuk shogakko, anak-anak bukan langsung diajarkan menulis, berhitung atau membaca tapi diajarkan untuk bergaya hidup yang positive, yaitu hidup disiplin, mandiri, dan berbudi pekerti. Misalnya cara menyebrang jalan, antri di loket, cara berangkat dan pulang dari sekolah, waktu bangun pagi , kegiatan dirumah seperti apa misal membantu orang tua, sampe waktu untuk belajar di rumah aja Nurfa hapal harus berapa lama. Kreativitas juga tak lupa dikembangkan di sekolah bahkan sejak Hoikuen (TK) walaupun dengan bahan penunjang yang murah seperti origami/ seni melipat kertas, menggambar, main musik, dan bernyanyi. Tidak heran tiap minggu pasti anak-anak bawa mainan hasil karyanya sendiri misalnya layang-layang, kotak mainan, boneka-boneka-an yang dibuat dari bahan-bahan bekas pakai. Tapi disisi lain tidak dipungkiri, ada satu hal yang bunda harus lebih ganbatte dalam mendidik anak yaitu pendidikan agama soale tdak diajarkan disekolah, itu bener-bener tanggung jawab bunda dan ayah sebagai orang tua.
Pokoknya Nurfa sekolah Shogakko, tanoshikatta banget dan semakin dewasa. Ganbarimasho........
1 comment:
Huah ...
sok iri liat cara pendidikan di luar mah yah :)
Post a Comment